Jumat, 30 Maret 2012

Happy 38th Birthday Gramedia!


Happy 38th Birthday Gramedia!
Selamat ulang tahun yang ke 38 Gramedia!
Semoga di Ultah yang ke tiga puluh delapan, membuat Gramedia semakin terdepan.
Dan terima kasih telah menerbitkan berbagai bacaan menarik. Termasuk kesempatan bertemu dengan salah satu penulis favoritku.
Long Live Gramedia!

Foot note: Behind the scene.

Seperti foto di atas, dasarnya adalah tumpukan buku terbitan Gramedia. Sengaja di atur berbentuk tangga, untuk mencerminkan Step by step Gramedia merintis karirnya di bidang penerbitan maupun toko buku. Dan puncaknya adalah Kue yang sengaja saya buat untuk memperingati Ultah Gramedia yang ke 38. Kue nya berbahan dasar kertas bekas yang saya manfaatkan bagian belakangnya. Sedangkan kotaknya adalah bekas kotak cokelat. Jadi 95% eco Friendly.
Semoga Gramedia menyukai kadonya ^ ^

Rabu, 28 Maret 2012

Pion Hitam


#Cerita hari ini bermula dari ketidaksengajaan bertemu seorang sahabat lama. Kurang lebih 15 tahun aku tak pernah bertemu dengannya. Kami pernah menjadi sahabat karib sewaktu di #bangku sekolah dulu. Namanya Alu. Lengkapnya Alundra Sasongko. Seorang murid yang paling bandel di seantero sekolah. Bagaimana tidak, dia pernah nyaris membakar laboratorium kimia kami. Itu baru satu dari sekian kenakalannya. Kala itu, tak ada yang berani berteman dengannya, seluruh sekolah memandangi dia seperti tengah memandangi monster. Tepatnya memandangi kami berdua. Entah kenapa, dari dulu aku selalu merasa Alu melebihi penampilan luarnya. Bukankah penampilan luar seseorang tergantung dari apa yang ingin dia tunjukkan kepadamu?
Dan Alu menunjukkan sisi lain dari dirinya saat memenangkan lomba catur Nasional. Siapa yang menyangka Alu mempunyai strategi dan kepiawaan dalam bermain catur? Teman-teman mulai menjulukinya Pion Hitam. Karena Alu selalu memainkan pion hitam di dalam setiap lomba. Alu tetap Alu. Tak ada yang berubah meski dia berhasil mengharumkan nama sekolah. Dia masih senang membuat onar di kelas, menggangu guru, bahkan diam-diam merokok di perkarangan sekolah. Herannya dia tidak pernah menawariku atau mencoba mempengaruhiku untuk merokok atau membolos.
Seperti pertemuanku dengannya hari ini, dia masih merokok dan aku yang menghirup kepulan asapnya. Wajahnya terlihat serius memandangi pion hitam putih yang berada di depan kami.
Giliran loe, Jud” panggilnya dengan bibir yang menggantung sepuntung rokok.
Kali ini giliran aku berpikir keras menghadapi pion hitam Alu. Setiap celah telah di kunci pion hitam itu.
Gua masih nggak nyangka bisa ketemu loe di persidangan...” kata Alu sambil mematikan puntung rokoknya. “Apalagi loe sekarang adalah Jaksa penuntut gua” lanjutnya sambil tertawa getir.
Lima belas tahun yang lalu, kami adalah kawan dan sekarang kami adalah lawan di mata hukum.
Setelah membobol celah, pion putih berhasil memakan pion hitam.
Giliran kamu”
Pion hitam Alu masih berdiri di tempatnya, hanya dia kehilangan satu lagi jumlah tentaranya.
Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu sampai nekad menjual narkoba?” tanyaku.
Alu masih menunduk memandangi papan catur, antara sedang berpikir strategi dan berpikir jawaban. Sesaat senyum mengembang di wajahnya.
Skak Mat” katanya sambil memindahkan sebuah pion hitam ke dalam markas pion putih.
Satu titik dan pion putih tak berkutik.
Akan sangat tidak adil kalau gua bilang, gua nggak punya pilihan lain. Pilihan itu banyak. Tapi emang ini yang gua pilih. Jualan sabu. Duitnya banyak dan cepat. Bisa untuk melunasi utang mendiang bapak dan membiayai sekolah Dinda” jawabnya enteng.
Adinda, adik perempuan Alu. Dua kali aku bertemu dengannya di persidangan. Selain menua, tak ada yang berubah darinya. Masih terlihat cantik seperti pertama kali aku bertemu dengannya. Adinda berbanding terbalik dari saudaranya, dia cerdas dan lemah lembut. Satu hal yang mirip dari mereka adalah keberanian mereka.
Sejak bapak meninggal, ekonomi keluarga gua morat-marit. Gua memutuskan berhenti sekolah. Lagi pula loe kan tahu sendiri gua gimana di sekolah. Percuma juga kalau di lanjutin. Tapi Dinda nggak boleh sampai ninggalin #bangku sekolah. Alhasil gua memutuskan buat pindah dan nyari kerja. Dan kerjaan apa yang bisa gua dapet kalau ijazah SMA aja gua nggak punya?”
Lidahku kelu mendengar jawaban Alu. Sipir penjara datang mengingatkan jam besuk tinggal hitungan menit.
Permainan kali ini gua yang menang. Kalau boleh tolong loe berikan sedikit diskon masa tahanan” candanya sambil di gandeng oleh seorang sipir.
Sampai bertemu di pengadilan, Lu” kataku padanya. Yang dijawab dengan seutas senyuman. Aku tahu percakapan hari ini belum tuntas.

Senin, 19 Maret 2012

Seminggu bersama tamu mancanegara

Acara pernikahan adalah salah satu ajang kumpul-kumpul keluarga besar. Waktunya kita ketemu saudara dari segala penjuru dunia dan kadang kita ketemu saudara yang sama sekali belum pernah kita temui.
Berhubung Big Brother saya akan menikah, jadilah rumah kami di penuhi kedatangan tamu mancanegara! Ada tante dan paman dari Jakarta, adik dan kakak perempuan kakek dari Hong Kong dan  Palembang. Itu hanya yang menginap di rumah, belum yang dari tempat lain-lainnya. Kita tentunya bersyukur banget, secara jarang-jarang gitu bisa kumpul keluarga. Terutama dengan kakaknya kakek. Papa dan Mama aja udah 28 tahun nggak pernah ketemu, apalagi saya. Jadi baru kali itu kita ketemu. Usianya kalo ga salah sekitar 85 tahun, secara fisik masih sehat hanya sedikit pikun. Hari pertama datang selalu bertanya di mana letak kamarnya dan berulang kali lupa, tapi salutnya masih bisa naik turun tangga, menari dan nyuci sendiri loh! Kalau adiknya yang dari Hong Kong, masih sangat sehat dan kuat. Hebatnya dia sendirian naik pesawat pulang pergi.
Dan acara pernikahan pun di gelar. Semua keluarga berkumpul dan tamu-tamu menikmati hidangan dan acara. Yang tadinya repot selama berbulan-bulan terbayar dalam satu hari. Usai acara, mereka pun jalan-jalan keliling Medan. Rata-rata komentar mereka tentang Medan kurang begitu baik. Ada yang bilang Medan kotor, hujan setengah jam langsung banjir, dan penguna jalan raya kurang tertib.
Dan terutama keluhan tentang pelayanan di Bandara yang semerawut. Sebagai orang Medan saya cuma bisa diam, yang mereka katakan itu benar adanya. Meski mengeluh tapi mereka tidak kapok datang ke Medan karena kulinernya enak-enak. Terutama Durian!
Waktu Papa bawa pulang durian, semua sudah bersiap-siap makan terutama kakaknya kakek yang sibuk mencari gigi palsunya. Gigi palsunya dia rendam dalam gelas dan hanya di pakai ketika makan. Hari terakhir keberadaanya di rumah, Big Brother saya menemukan gelasnya yang sudah hilang beberapa hari dengan santai dia ambil dan beberapa detik sebelum di minum, pembantu saya bilang: “Bang, itu gelas bekas rendaman gigi palsu.”
Sontak, dia meletakkan gelasnya “Kok kamu kasih gelas saya untuk rendam gigi palsu? Kan masih banyak gelas lain.”
“Nenek yang pilih sendiri, bang. Dia bilang dia suka warna kuning” jawab pembantu saya lugu. Dan memang gelas Big Brother saya warnanya kuning. Otomatis semua yang ada di sana tertawa. Berulang kali Big Brother saya bersyukur tidak jadi minum air bekas rendaman gigi palsu.
“Untung dia nggak suka warna biru” celetuk Second Brother. Husss... nggak baik ngetawain orang tua, karena nggak ada jaminan kalau kita tua tidak akan begitu. :D

Kamis, 08 Maret 2012

Entri Pertama

Jadi hari ini tepatnya, tanggal 8 Maret 2012 saya membuat blog. Emang udah agak kelamaan sih buat blog, but better late than never. Ya ga? :)
Kesan pertama bikin blog ini ternyata lumayan mengasyikkan. Milih-milih tempelate untuk blog, warna tulisan, Font, bahkan gambar background. Semuanya cakep-cakep. Tapi akhirnya pilihan jatuh ke gambar bintang yang jadi background saya.
Niatan bikin blog ini simply just to learn more. Belajar untuk nulis lebih baik, kepikiran ga kalau kita disuruh nulis sebanyak 2 lembar aja bingung. Sama seperti nulis Entri Pertama ini. Bengongnya setengah jam nulisnya lima belas menit. Terus bengong lagi. Hahaha.
Yah, namanya juga pemula. Let's learn!